Friday, August 10, 2007

Pesta 17an, Mengajarkan Nasionalisme Sejak Dini

17an telah tiba, 62 tahun sudah Republik Indonesia ini merdeka. Berbagai macam kegiatan dan lomba diadakan untuk memperingati kelahirannya. Seperti yang terjadi pada warga Jl. Galar 8, RT.03 - RW. 17 Perumnas Tlogosari Semarang. Dari berbagai macam event kegiatan, justru yang menarik adalah lomba untuk kategori anak-anak. Bahkan kegairahan anak – anak pada kegiatan ini sudah terlihat sebelum masuk bulan Agustus. Rumah kami, yang kebetulan salah satu anggota keluarganya ditunjuk sebagai pelaksana kegiatan sempat beberapra kali didatangi beramai – ramai oleh anak – anak usia TK dan SD.

Mas, lombanya kapan?” adalah salah salah satu pertanyaan yang muncul dari mulut mungil mereka dan ”Lombanya apa aja, Mas?” merupakan pertanyaan lain jika anak-anak manis ini belum puas dengan jawaban yang diberikan. Hehehe... sesuatu hal yang mengingatkan saya pada saat masih duduk dibangku kelas SD, butuh kesabaran memang.


Akhirnya, minggu pertama bulan Agustus ini, mas dan mbak panitia memenuhi janjinya. Selain lomba ketangkasan klasik seperti lomba makan krupuk, pukul air, membawa kelereng di atas sendok, panitia juga mengadakan lomba mewarnai gambar yang masih berhubungan dengan peringatan 17an. Tengoklah polah tingkah anak – anak ini dari mulai tertawa, bercanda, bahkan ada yang ngambek dan terus menangis.


Yang tidak kalah hebohnya adalah ibu-ibu yang menjadi supporter bagi anak – anaknya, karena tidak jarang ibu – ibu ini yang semula hanya menonton, ada yang berubah menjadi ’peserta’, ikut duduk, memegang pensil dan mulai mewarnai di atas kertas gambar anaknya. Weleh...weleh.. untunglah semua bisa memaklumi karena ini adalah ’pesta’ kita bersama dan saya yakin mas dan mbak panitia juga sudah punya standart penilaian sendiri.


Keceriaan yang hadir di setiap kegiatan 17an ini, alangkah baiknya seandainya juga diikuti dengan mengajarkan kepada anak rasa nasionalisme sejak dini. Jika selama ini, saat menyambut ulang tahun kemerdekaan, kita hanya disibuk’kan dengan persiapan acara, tetapi malah lupa dengan yang berulang tahun, sekarang saatnya kita mengenang kembali pengorbanan yang telah diberikan untuk melahirkan bangsa ini serta mulai mengajarkan tentang arti kemerdekaan kepada putra – putri anda.


Hal itu bisa dimulai dengan cara sederhana, sebelum mereka bobok, dengan gaya anda sendiri, sedikit demi sedikit ceritakanlah heroiknya para pahlawan melawan para penjajah hingga tercapai kemerdekaan. Mudah bukan? Met ultah Negeriku, sekali merdeka tetap merdeka!

NB :

Artikel diatas telah diterbitkan pada rubrik BlogPrint! Harian Suara Merdeka Minggu 19 Agustus 2007